NalarSulut—Aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di hutan Lukosina, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), semakin meresahkan.
Meski kerusakan hutan makin parah dan warga sekitar terus menjadi korban banjir, para cukong tambang ilegal justru tampak kebal hukum.
Salah satu nama yang kini mencuat adalah SP alias Tole, seorang pengusaha yang diduga kuat menjadi pengendali utama PETI Lukosina. Ia bahkan disebut-sebut bebas beroperasi tanpa khawatir aparat turun tangan.
Diduga Dibackup Kembaran Kapolda Sulut
Sumber warga berinisial PW mengungkap fakta mengejutkan. Ia menyebut bahwa Tole bisa “bermain aman” karena diduga dibackup oleh sosok berpengaruh, yakni Recky Langie, yang tak lain adalah kembaran dari Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Roycke Langie.
“Bagaimana polisi mau turun tangan? Para cukong ini dibackup kembaran Kapolda Sulut,” ujar PW, Sabtu 18 Oktober 2025 via sambungan telepon.
Menurut PW, kehadiran Recky Langie di sekitar bisnis tambang ilegal Lukosina membuat aparat kepolisian di tingkat Polres Bolsel dan Dit Tipiter Polda Sulut enggan bertindak.
“Nama Recky Langie saja disebut di PETI Lukosina, polisi sudah tak berani masuk,” katanya.
Sosok Recky, diketahui juga pengusaha ternama dan belakangan ini mencalonkan diri sebagai Ketua Kamar Dang dan Industri (Kadin) Sulut.
Dugaan keterlibatan sosok berpengaruh itu membuat publik bertanya-tanya: apakah hukum di Bolsel masih bisa menembus benteng kekuasaan ekonomi dan kedekatan elite?
Hutan Rusak, Warga Menderita
Sementara para cukong menikmati hasil tambang, warga di Desa Dumagin dan sekitarnya justru menjadi korban langsung. Tiap kali musim hujan tiba, banjir kiriman dari kawasan hutan Lukosina tak bisa dihindari.
“Kami jadi korban. Air bercampur lumpur masuk ke rumah-rumah warga,” ungkap warga Pintim berinisial AL, yang menyesalkan lemahnya penegakan hukum di daerahnya.
Aktivitas PETI di Lukosina juga diduga menggunakan alat berat tanpa izin resmi, menandakan operasi yang sudah terstruktur dan melibatkan modal besar.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Kapolda Sulut Irjen Roycke Langie belum memberikan tanggapan atas dugaan keterlibatan saudara kembarnya dalam aktivitas PETI di Bolsel.
Begitupun, upaya konfirmasi kepada Recky dan Tole, belum mendapatkan pernyataan resmi keduanya terkait dengan dugaan keterlibatannya dalam aktivitas PETI tersebut. (*)







