NalarSulut—Semangat pemberdayaan ekonomi lokal terus bergeliat di Desa Bolaang Satu, Kecamatan Bolaang Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Kali ini, datang dari Koperasi Merah Putih Desa Bolaang Satu yang baru saja menetapkan kepengurusan barunya dan langsung tancap gas menyusun rencana kerja.
Ketua koperasi, Haprianto Labedu, menegaskan bahwa pihaknya kini tengah merancang program kerja yang sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa.
“Rapat rencana kerja kami fokus pada sektor-sektor yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, terutama nelayan yang jadi tulang punggung ekonomi desa,” kata Wanto, sapaan akrabnya, saat dihubungi via WhatsApp, Kamis 22 Mei 2025.
Dalam diskusi awal, kata dia pengurus koperasi menetapkan tiga unit usaha prioritas yang akan dijalankan, yaitu industri mesin pendingin dan pembeku, koperasi simpan pinjam, serta apotek desa.
Namun, dari ketiganya, unit mesin pendingin dan pembeku disebut sebagai sektor yang akan mendapat perhatian paling serius.
“Mayoritas warga kami adalah nelayan. Kehadiran mesin pembeku sangat krusial untuk menjaga kualitas ikan hasil tangkapan mereka. Koperasi akan hadir sebagai penyedia jasa pembekuan ikan,” ungkap Wanto.
Langkah ini diyakini dapat meminimalkan kerugian pasca panen sekaligus meningkatkan daya jual produk perikanan lokal.
Selain sektor perikanan, koperasi juga akan menyentuh aspek kesehatan dan keuangan warga melalui pembentukan apotek desa dan unit simpan pinjam. Tujuannya adalah memperluas layanan koperasi agar menjangkau lebih banyak aspek kehidupan masyarakat.
Sementara itu, Sangadi (Kepala Desa) Bolaang Satu, Isnaini Puhi, menyampaikan apresiasi dan harapan besar kepada pengurus yang baru dilantik.
“Selamat kepada para pengurus dan badan pengawas koperasi Merah Putih. Semoga dapat menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab demi kemajuan desa,” ujar Isnaini.
Dengan langkah awal yang progresif, Koperasi Merah Putih Desa Bolaang Satu menjadi salah satu contoh nyata bagaimana entitas ekonomi rakyat bisa menjadi motor penggerak pembangunan berbasis potensi lokal. (*)