Nalarsulut – Ramadan di Kotamobagu, Sulawesi Utara, tak hanya menjadi momen sakral bagi umat Muslim, tetapi juga menghadirkan semangat kebersamaan lintas agama.
Keunikan ini dirasakan langsung oleh Lustika Gobel (25), seorang mahasiswi kebidanan dari Kampus Injadi Kotamobagu, yang menikmati berbagai tradisi Ramadan di kota ini meskipun ia bukan seorang Muslim.
Ditemui saat menghadiri Karnaval Ramadan di Manggala, Kelurahan Motoboi Kecil, gadis asal Dumoga 3 ini berbagi antusiasmenya tentang suasana Ramadan yang begitu meriah.
“Setiap sore saya sering berburu takjil di beberapa pasar Ramadan. Banyak makanan khas yang hanya muncul saat Ramadan, dan saya sangat menikmatinya. Selain itu, saya juga sering mengunjungi tempat-tempat kuliner malam seperti Ramadan Fest di Lapangan Mini Matali, Lapangan Sinindian, depan Kampus UDK, dan tentu saja Karnaval Ramadan di Manggala ini,” ungkap Lustika, belum lama ini saat ditemui.
Bagi Lustika, Ramadan bukan hanya soal ibadah bagi umat Islam, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan yang mempererat persaudaraan. Ia merasakan langsung kehangatan dari interaksi dengan teman-temannya yang Muslim serta atmosfer yang tercipta di tengah masyarakat.
“Saya melihat bagaimana semangat berbagi dan kebersamaan begitu terasa di bulan Ramadan ini. Suasananya meriah, penuh kebahagiaan, dan saya bisa ikut menikmatinya tanpa merasa ada batasan,” tambahnya.
Lustika juga mengapresiasi bagaimana warga Kotamobagu menyambut Ramadan dengan penuh antusiasme, dari beragam bazar hingga acara keagamaan yang semakin memperkuat toleransi dan keharmonisan di tengah keberagaman.
“Semoga kebersamaan ini terus ada, karena keberagaman adalah kekayaan yang harus kita jaga bersama,” tutupnya penuh harapan.
Di Kotamobagu, Ramadan bukan hanya milik umat Muslim, tetapi juga menjadi perayaan kebersamaan bagi semua. Tradisi ini menjadi bukti bahwa toleransi dan harmoni tetap hidup di tengah masyarakat, menghadirkan suasana yang hangat bagi siapa saja yang ingin merasakan keindahan Ramadan. (*)