NalarSulut—Gempa bumi yang berulang kali melanda Kabupaten Bolmong Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Rabu 26 Februari 2025, membuat warga panik.
Meski, gempa susulan tidak sebesar 6 magnitudo yang terjadi sekitar pukul 05:50 WIB.
Kendati begitu beberapa warga memilih mengamankan diri di tempat yang tinggi.
Salah satunya, Mama Dwi yang menuturkan bahwa dirinya bersama keluarga mengamankan diri di Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Boltim.
“Kalau di BlH cuman 6 orang ini, kebetulan ponakan kerja disini,” ujarnya, saat dihubungi 27 Februari 2025 dini hari.
Lebih jauh dijelaskannya, tadi itu sebelum ke BLH, di kantor Bupati Boltim banyak sih.
“Cuman, mungkin saat ini sudah berkurang, karena warga yang lain sudah merasa aman makanya kembali ke rumah mereka,” ungkapnya.
Ketika ditanyai soal dimana lokasi warga mengungsi?.
“Ada juga di kebun, tapi belum tahu pasti titik lokasi pengungsian. Hanya, pas kami ke BLH, di kantor Bupati Boltim ada juga,” tukasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak pada koordinat 124,83° BT dan 0,41° LU, dengan magnitudo M6,0 pada kedalaman 10 km.
Dikutip dari vsi.esdm.go.id data dari The United States Geological Survey (USGS) menyebutkan magnitudo gempa ini sedikit lebih tinggi, yaitu M6,1, dengan pusat gempa yang terletak pada koordinat yang hampir sama.
Dari data GeoForschungsZentrum (GFZ) di Jerman, menunjukkan bahwa pusat gempa berada pada koordinat 124.92° BT dan 0.23° LU magnitudo (M5,9) pada kedalaman 10 km.
Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi
Lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah di perairan sejauh 45 Km Tenggara Tutuyan. Daerah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal.
Menurut data Badan Geologi (BG) daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi dataran pantai, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan.
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman ganda Punggungan Mayu dengan mekanisme sesar naik yang berarah relatif utara-selatan.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada postingan akun Facebook resminya gempa bumi yang dirasakan selama 2 – 3 detik ini menyebabkan belasan rumah rusak.
Berdasarkan pemutakhiran data per 26 Februari 2025 pukul 16.00 WIB, BPBD Kabupaten Boltim mencatat sebanyak 11 unit rumah rusak ringan, satu unit fasilitas ibadah rusak sedang dan 35 jiwa terdampak. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Boltim bersama tim gabungan terus melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi kejadian serta pembersihan material rumah rusak.
BNPB mengimbau kepada semua unsur pemerintah daerah dan warga Kabupaten Boltim selalu waspada terhadap potensi gempa susulan yang sewaktu-waktu dapat terjadi serta mengikuti informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan instruksi petugas berwenang terkait evakuasi maupun langkah kedaruratan ketika terjadi gempa bumi. (*)