NalarSulut—Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tren dunia kerja di masa depan.
Sejumlah pekerjaan konvensional seperti Portal Service Clerks, Bank Teller Related Clerks, Data Entry Clerks, dan Cashiers and Ticket Clerks diprediksi akan hilang akibat perkembangan teknologi dan otomatisasi.
Namun, di sisi lain, Indonesia justru mengalami krisis ataupun kelangkaan tenaga kerja di bidang digital yang sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan global.
Dalam kuliah umum bertema “Membangun Future Workforce Indonesia: Tren dan Tantangan Global” di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Selasa (21/1), Yassierli menegaskan bahwa tenaga kerja masa depan harus memiliki keahlian digital agar tetap relevan. Tiga pekerjaan yang paling dibutuhkan saat ini adalah Big Data Specialist, Fintech Engineers, dan AI Machine Learning Specialist.

“Tiga keahlian itu masih langka di Indonesia. Program studi yang berkaitan juga masih sedikit, bahkan kampus ingin membuka tetapi tidak ada dosen yang bisa mengajar. Sementara negara lain seperti India sudah menyiapkan tenaga kerja di bidang ini,” ujar Yassierli.
Ancaman Impor Tenaga Kerja Digital
Kelangkaan tenaga ahli di bidang digital ini berisiko menyebabkan Indonesia harus mengimpor tenaga kerja asing. Sementara itu, ekspor tenaga kerja Indonesia justru masih didominasi oleh sektor Asisten Rumah Tangga dan tenaga konstruksi.
“Jika kita tidak mengantisipasi dari sekarang, Indonesia akan terus mengimpor pekerja di bidang Big Data, Fintech, dan AI, sedangkan kita malah mengekspor pekerja di sektor informal,” tegas Yassierli.
Untuk mengatasi krisis ini, ia mengimbau perguruan tinggi untuk memperbarui kurikulum agar mahasiswa lebih banyak berinteraksi dengan dunia digital. Ia juga mendorong mahasiswa untuk memiliki tiga kompetensi utama agar bisa bersaing di masa depan: kompetensi general, kompetensi spesialis bidang teknologi informasi, dan kompetensi people relations.
“Misalnya mahasiswa mengambil S1 di bidang teknik mesin, MIPA, atau arsitektur, itu baru satu kompetensi. Dua kompetensi lainnya harus terkait dengan teknologi informasi dan kemampuan interaksi manusia. Tiga kompetensi ini wajib ada jika ingin sukses dalam karir dan industri,” jelasnya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, perubahan di dunia kerja tak bisa dihindari. Jika tidak segera beradaptasi, tenaga kerja Indonesia akan tertinggal dan hanya menjadi penonton di era digital. (*)